Tuesday, January 3, 2012

Balas Jasa



 Alkisah. Di sebuah negeri hiduplah seorang raja yang kaya raya, ia mempunyai daerah kekuasaan yang sangat luas. Pada masa itu ia sangat disegani di seluruh penjuru negeri.

Selain kaya raya, ia juga terkenal sebagai seorang raja yang kejam, mudah marah, dan marahnya berapi-api. Ia tidak mengampuni bagi siapa saja yang membuat ia marah, baik rakyat maupun pegawai istananya sendiri
.
Ia mempunyai sebuah kandang anjing yang dihuni oleh puluhan ekor anjing pemangsa. Ia sengaja memelihara anjing-anjing tersebut sebagai penyalur kemarahannya. Bila ada rakyat yang menentangnya ataupun pegawai kerajaan yang berbuat kesalahan walaupun sedikit dan tidak disengaja, maka ia tidak segan-segan melempar mereka ke dalam kandang anjing tersebut, lalu para anjing garang berhati singa tersebut langsung mencabik-cabik manusia yang dilempar raja itu. tak ada ampun bagi mereka.


Dibalik tampilan garang seorang raja, ada seorang pemuda baik hati yang selalu bersamanya. Pemuda itu adalah penasehat raja yang tampan. Raja sangat menyayanginya, karena telah bertahun-tahun pemuda ini sangat setia dan berjasa kepada sang raja, dan belum pernah sekalipun ia marah padanya disebabkan sang pemuda sangat setia.

Namun, pemuda ini tidak terlena dengan perlakuan sikap baik raja kepadanya. Pemuda ini cerdas dan ia berpikir. “walaupun raja sangat mengistimewakanku daripada pegawai lain di istana ini, namun bisa saja pada suatu saat ia marah kepadaku. kalau sudah marah, tiada ampun bagi siapapun, pasti aku jadi santapan lezat anjing garang itu,” kata Si Pemuda pada dirinya.

Pada hari-hari selanjutnya, Si Pemuda mulai mendekati penjaga kandang anjing. Si Pemuda meminta kepada penjaga bahwa biar ia saja yang memberikan makanan kepada anjing-anjing galak itu. tentu saja si penjaga kandang anjing itu sangat senang, karena telah mengurangi beban pekerjaannya. Maka setiap hari untuk urusan makanan anjing, si pemuda yang memberikan setiap hari.
 Hari demi hari anjing-anjing itu sudah sangat mengenal Si Pemuda, mereka tidak lagi menggonggong ketika Si Pemuda datang. Mereka sudah manja padanya.

Suatu hari, entah apa penyebabnya, raja marah pada Si Pemuda tampan yang selalu setia padanya itu. tanpa ampun dan tidak mendengar permohonan maaf dari Si Pemuda, Sang Raja langsung memanggil pengawalnya lalu si pemuda di lempar ke kandang anjing neraka itu. Semua penghuni istana berkumpul di sekeliling kandang itu, mereka tidak sabar menunggu tontonan gratis tersebut.

Namun, tidak seperti biasanya bila ada manusia yang dimasukkan ke kandang mereka, anjing-anjing itu langsung menerkam dan mencabik-cabik bagai singa kelaparan. Pemandangan yang tampak justru sebaliknya, anjing-anjing itu mengelus-ngelus si pemuda dan menjilat-jilatnya. Tiada satupun gigitan yang diterima Si Pemuda. Anjing-anjing itu pun tampak mengelilingi Si Pemuda, seakan-akan mereka melindunginya dari segala serangan, dan mereka tidak sedikitpun menjauh dari Si Pemuda. Semua yang melihat terheran-heran, termasuk Sang Raja, ia bertambah murka.

Dibiarkan berhari-hari pemuda itu dalam kandang anjing tersebut, dengan harapan ia dimakan oleh anjing-anjing garang. Namun tidak sedikitpun permusuhan yang ditunjukkan anjing-anjing itu pada Si Pemuda, malah mereka menunjukkan kasih sayang. Akhirnya sang raja habis kesabarannya. Ia menyuruh pengawal mengambil si pemuda dan menghadap padanya.

“Wahai Pemuda, apa yang menyebabkan anjing-anjingku tidak menyerangmu, malah bermanja-manja padamu, sihir apa yang kau pakai?” tanya Sang Raja. “Tidak ada ilmu sihir sedikitpun padaku wahai Rajaku,? Jawab Si Pemuda, lalu ia meneruskan: “Tahukah Engkau? Sejak sebulan yang lalu aku selalu memberi makan anjing-anjing itu. ternyata binatang-binatang yang hina itu punya hati nurani, mereka tidak melupakan orang-orang yang berjasa dalam hidupnya, hingga mereka tidak mencabik-cabik tubuhku, karena ternyata mereka tahu arti balas budi. Lalu bagaimana dengan engkau wahai rajaku? Aku telah bertahun-tahun mengabdi padamu, selalu patuh padamu, dan selalu mendampingimu, namun ini balasan yang kudapat. Marahmu sehari mengikis kebaikanku yang bertahun-tahun. Tenyata anjing-anjing itu lebih mulia daripadamu, mereka tahu balas jasa!”

Mendengar jawaban Si Pemuda, ternyata tidak membuat Sang Raja marah, ia menangis dan menyadari prilakunya. Kemudian Sang Raja berubah menjadi seorang raja yang baik. Ia berterimakasih pada si pemuda karena telah menyadarkannya. Bagaimana dengan pemimpin kita hari ini?

Telah dimuat di Harian Aceh Rubrik Cang Panah edisi 3 Januari 2012


1 comment: