Showing posts with label Cang Panah. Show all posts
Showing posts with label Cang Panah. Show all posts

Tuesday, July 31, 2012

Santet Kareng


Tersebutlah sebuah desa bernama  Pa`ak. Masyarakat di desa Pa`ak ini sangat percaya dengan tahayul, segala kejadian dikaitkan dengan hal-hal mistis. Tidak mengherankan bila di daerah tersebut  dukun-dukun tersebar di setiap pelosok desa, menjadi dukun merupakan profesi yang sangat menjanjikan.

Di masa Aceh dilanda konflik, desa ini termasuk sebagai salah satu daerah rawan. Maka pemerintah Indonesia mengirimkan tentara untuk ditempatkan di desa Pa`ak tersebut. Para tentara ini kebetulan pandai bergaul dengan masyarakat, mereka sangat dekat dengan orang-orang desa Pa`ak, hingga para tentara ini sering duduk bersama di warung kopi bersama masyarakat kampung tersebut.

Dalam setiap pembicaraan, orang-orang kampung Pa`ak selalu membahas tentang hal-hal mistis. Hampri tak ada pembahasan lain yang dibahas. Akibatnya banyak juga para tentara tersebut yang percaya, namun ada juga yang tidak.

Tuesday, January 3, 2012

Balas Jasa



 Alkisah. Di sebuah negeri hiduplah seorang raja yang kaya raya, ia mempunyai daerah kekuasaan yang sangat luas. Pada masa itu ia sangat disegani di seluruh penjuru negeri.

Selain kaya raya, ia juga terkenal sebagai seorang raja yang kejam, mudah marah, dan marahnya berapi-api. Ia tidak mengampuni bagi siapa saja yang membuat ia marah, baik rakyat maupun pegawai istananya sendiri
.
Ia mempunyai sebuah kandang anjing yang dihuni oleh puluhan ekor anjing pemangsa. Ia sengaja memelihara anjing-anjing tersebut sebagai penyalur kemarahannya. Bila ada rakyat yang menentangnya ataupun pegawai kerajaan yang berbuat kesalahan walaupun sedikit dan tidak disengaja, maka ia tidak segan-segan melempar mereka ke dalam kandang anjing tersebut, lalu para anjing garang berhati singa tersebut langsung mencabik-cabik manusia yang dilempar raja itu. tak ada ampun bagi mereka.

Saturday, October 29, 2011

Kumbang dan Bunga

DALAM setiap susunan syair puisi dan lagu yang mengisahkan tentang percintaan, pria selalu disimbolkan sebagai kumbang dan wanita disimbolkan sebagai bunga. Filosofinya adalah kumbang dan madu merupakan dua ciptaan tuhan yang sulit dipisahkan, kumbang membutuhkan madu yang dihasilkan bunga, dan bunga membutuhkan kumbang untuk menebar serbuk sari. Maka dalam beberapa syair pusi dan lagu cinta sering terdapat ungkapan: "bila engkau jadi bunga, aku jadi kumbangnya."


Kumbang setiap hari akan berkeliling dari taman ke taman mencari bunga-bunga indah, yang tumbuh mekar dan harum di sana. Kumbang akan memilih salah satu dari sekian banyak bunga di taman, bunga yang mana akan disinggahi? Tentulah bunga yang dapat memberikan madu segar dan dapat memberikan kenyamanan juga rasa aman padanya. Bukan bunga berduri, setelah didekati ia menyakiti.

Wednesday, October 5, 2011

Bujangan


Enaknya kalau jadi bujangan,,,,,Hidup bebas bagai burung terbang…Kantong kosong tidak jadi persoalan…Tapi susahnya menjadi bujangan..Kalau malam tidurnya sendirian..ooo bujangan….bujangan….

Begitulah syair lagu Rhoma Irama yang sering dinyanyikan Yong dimana saja ia berada, baik ketika sedang santai, bahkan di kamar mandi. Entah kenapa lagu ini yang sering ia nyanyikan, padahal lagu ini sudah berusia sangat lama dan sekarang pun sudah banyak lagu-lagu baru yang lebih bagus. Mungkin karena ia belum punya pacar, dengan memnyanyikan lagu itu, ia berharap ada cewek yang mendengar. Kira-kira begitu!

“wahai para pemuda, jika kalian telah mampu lahir dan batin untuk menikah, maka segera lah menikah!” Yong mengucapkan kembali sebuah hadist yang pernah ia hafal sewaktu mondok di pesantren dulu. Entah kenapa, hanya hadist ini yang masih melekat di kepala Yong? padahal ia pernah menghafal ratusan hadist di pesantren. Mungkin saja karena hadist ini membahas tentang nikah yang menjadi pembahasan favorit Yong dan dkk.

Wednesday, September 21, 2011

Nama Panggilan


Setiap orang pasti mempunyai nama panggilan tersendiri. Biasanya nama panggilan tersebut potongan dari nama lengkap, misalnya Amiruddin panggilannya Udin, Aminah dipanggil Minah, dan Jalaluddin panggilannya Jalal. Ada juga nama panggilan yang sedikit melenceng dari nama aslinya, seperti Abdullah dipanggil Dolah, Ismail dipanggil Ma`e, Muhammad menjadi Amat, dan sebagainya.

Ada pula nama panggilan berupa potongan dari nama asli ditambah dengan nama gampong atau tempat asalnya, seperti seorang pemain bola yang memperkuat Persiraja, Farizal Meukek, ia berasal dari Meukek, Aceh Selatan. Ada juga nama panggilan berupa potongan dari nama asli dan ditambahkan dengan bentuh tubuh si pemilik nama tersebut. Seperti Zul Paneuk (pendek), panggilan untuk si Zulkifli yang bertubuh pendek. Banyak juga nama panggilan

Wednesday, September 14, 2011

Malu





Duh, aksi adu jotos yang ditampilkan oleh para pemimpin `negeri makmur namun tidak subur` ini semakin menjadi-jadi. Beberapa waktu yang lalu anggota `adu jotos` versi pemimpin `negeri makmur namun tidak subur` dipraktekkan oleh orang-orang yang duduk di DPR pusat yang dilakukan di dalam gedung. Kemudian di negeri Darussalam ini kekerasan terjadi ketika teungku menyampaikan ceramah maulid, dia diturunkan paksa karena ada kelompok yang merasa tersinggung karena isi ceramahnya. Hari kelahiran nabi ternodai dengan aksi kekerasan.


Tuesday, August 16, 2011

Mesjid Keren

Cang Panah Harian Aceh, 16 Agustus 2011
Di Aceh, jamaah shalat tarawih hanya ada dua perbedaan, yaitu jamaah shalat tarawih duapuluh  rakaat dan jamaah tarawih delapan rakaat. Perbedaan ini tidak menjadi permasalahan bagi masyarakat Aceh. Perbedaan ini tidak menyebabkan perpecahan, karena letak perbedaan hanya pada permasalahan furu`uddin, bukan ushuluddin.


Hanya ada pertikaian kecil pada masyarakat awam, seperti cerita kakeknya Yong, bahwa dulu di kampungnya pernah terjadi pertikaian antara jamaah duapuluh dengan jamaah delapan. Hal ini terjadi karena mereka masih bodoh, namun tidak terjadi lagi sekarang, masyarakat kampung Yong sudah banyak yang pintar hingga mereka menghargai perbedaan. Tidak ada paksaan untuk shalat duapuluh rakaat ataupun delapan.

Monday, August 15, 2011

Kurang Miskin


Kurang Miskin

CP Harian Aceh, 22 Juli 2011

Tahun ini ada lagi beasiswa dari pemerintah daerah (Pemda) untuk mahasiswa. Namun beasiswa bukan diperuntukkan untuk semua mahasiswa, tapi untuk yang kurang mampu saja. Ya, tentunya salah satu persyaratan untuk mengurus beasiswa tersebut adalah harus dilengkapi dengan surat keterangan kurang miskin dari pak Geuchik.
“Yong, kamu ngurus beasiswa tu gak?” tanya Is. “gak ah. Lagian persyaratannya harus ada surat kurang mampu, kan aku masih mampu, mana bisa urus surat kurang mampu. Biarkan saja kawan-kawan kita yang gak mampu mendapatkan

Jak Lom Banda



Flickr.com
Cang Panah, Harian Aceh 17 Juli 2011
Yong dan Jon merupakan kawan akrab semenjak duduk di Bangku sekolah dasar. Namun, selepas tamat dari SMP, Yong melanjutkan sekolah ke ibukota, tepatnya di Banda Aceh. Sedangkan Jon tetap bersekolah di kampung. Namun hubungan akrab mereka masih seperti biasa meskipun jauh dimata.
Yong hanya sempat pulang setahun hanya sekali, yaitu pada waktu lebaran Idul Fitri. Waktu itulah mereka melepas kangen dan bercerita-ria tentang pengalaman masing-masing. Yong dengan bangga menceritakan bagaimana ia bersekolah di kota. Sedangkan Jon malu-malu menceritakan pengalamannya karena dia di

Bantu



Tidak lama lagi Pilkada akan kembali diadakan. Akan ada pertarungan politik. Bagi yang ingin jadi Gubernur ataupun Bupati sedang sibuk mempersiapkan segala persiapan untuk merebut kursi teratas itu. Ada yang melakukan hal yang halal hingga haram. Yang pastinya money politic dan black campaign tidak ketinggalan, kedua hal inilah yang paling banyak dilakukan.
Google
Tidak ketinggalan, Lem Cut yang merupakan seorang pengusaha ingin menjadi Bupati di kabupaten kelahirannya. Lem Cut terkenal sebagai pengusaha yang sering menipu orang. Saat ini ia sedang sibuk dengan rencana jadi orang nomor satu di kabupaten.
Setiap hari Lem Cut bolak-balik dari kabupaten ke ibukota Banda Aceh. Di Banda Aceh Lem Cut mengunjungi tokoh-tokoh masyarakat kabupatennya terutama kecamatan yang ada di Banda Aceh. Tak lain dan tak bukan untuk mengkampanyekan dirinya untuk jadi Bupati.
Suatu hari Lem Cut singgah di rumah Fizi yang sekampung dengannya. Kebetulan saat itu ada keluarga Fizi. Kesempatan Lem Cut mengkampanyekan diri.

Haji Batu Hitam



Dek Yong pernah menanyakan pada ibunya waktu pulang kampung lebaran tahun lalu tentang apa yang sangat diinginkan ibunya, Dek Yong mendapatkan jawaban bahwa yang sangat diinginkan ibunya adalah naik haji. Lalu Dek Yong bercita-cita agar pada suatu hari nanti ia dapat membawa ibunya naik haji untuk membahagiakan ibunya. Dek Yong sangat ingin membahagiakan ibunya, karena setelah ayahnya meninggal biaya kuliah Dek Yong dibiayai oleh ibunya yang diperoleh dari hasil jualan di kampung.

Muqaddimah


Muqaddimah


1 Vote
Berbicara masalah Muqaddimah, Dek Yong teringat kata-kata Pak Tami kemarin di ruang kuliah, dosen Sosiologi itu yang mengatakan “Banyak orang berpidato berkata muqaddimah tidak saya perpanjang lagi, padahal mukaddimahnya hampir sejam.”

By Khaled Yusrizal
Teringat perkataan Pak Tami itu, Dek Yong juga teringat masa-masa ia belajar pidato di pesantren dulu. Di pesantren tempat Dek Yong belajar setiap malam Jum`at diadakan Muhadharah, yaitu acara latihan berpidato yang wajib diikuti oleh seluruh santri.Muhadharah diadakan di mushalla pesantren.
Bagi santri yang kena giliran berpidato, ia telah diberitahukan oleh ustadz seminggu sebelum ia tampil agar dapat mempersiapkan diri sebelum naik podium. Bagi yang tidak bisa berpidato atau pidatonya kurang dari sepuluh menit akan disuruh berendam di kolam samping mushalla lalu dipertontonkan kepada ratusan santri. Duh malunya. Karena hukuman tersebut para santri yang giliran pidato mereka akan bersunggguh-sungguh melakukan persiapan sebelum naik podium daripada dipermalukan. Berbagai macam cara dilakukan santri untuk memaksimalkan penampilannya di malam Jum`at. Ada yang latihan pidato di dalam kamar dengan disaksikan oleh beberapa kawan sekamar agar tidak grogi saat tampil di depan ratusan santri, apalagi ada santri ceweknya. Malah ada yang bangun jam 2 malam lalu naik ke lantai 3 pesantren dan ia berpidato sendirian disana.

Jam Karet


CANG PANAH, HARIAN ACEH (21/3/11)
Pagi-pagi jam 7 Dek Yong bersama kawannya Put sudah siap dengan seragam sekolah. Mereka berdua hendak menghadiri undangan acara pelantikan pengurus baru sebuah organisasi pelajar. Dek Yong sebagai wakil Osis dan Put ketuanya mewakili sekolah mereka untuk menghadiri acara tersebut. Lalu datanglah Pak Saleh, guru mereka dengan mengendarai sepeda motor Supra X. Lalu mereka berdua berboncengan dengan Pak Saleh untuk diantar ke tempat acara tersebut.
Jam 7.30 pas mereka sampai di tempat acara tersebut. Dek Yong dan Put turun, sedangkan Pak Saleh langsung pergi setelah mengantarkan mereka berdua. Dek Yong dan Put masuk ruangan. Sesampai di dalam, belum ada satupun undangan yang sudah hadir. Berarti mereka berdualah undangan yang pertama kali sampai. Mereka terheran-heran karena panitia masih mengatur-atur kursi dan sedang mendekorasi pentas. Sedangkan menurut jadwal yang tertulis di undangan, acara akan dimulai jam 8.00 pas. Dek Yong dan Put duduk saja di kursi untuk menunggu acara dimulai.

Reformasi


Dulu, Bang Tumpul adalah seorang aktivis ketika masih duduk di bangku perkuliahan. Ia bergabung dengan berbagai organisasi, ia adalah aktivis kampus yang sangat vokal dan kritis. Berbagai demo telah ia ikuti, tak jarang Bang Tumpul selalu tampil sebagai orator yang mengeluarkan suara lantang untuk menyuarakan aspirasi rakyat dan masyarakat.
Bang Tumpul dikenal oleh berbagai kalangan mulai dari mahasiswa, masyarakat, LSM, dan kalangan lainnya. Tak ketinggalan kalangan para pejabat sangat sering membicarakannya, bukan karena kekanguman tetapi karena Bang Tumpul Sering mengkritisi orang-orang yang duduk di kursi dewan tersebut yang membuat para pejabat geram padanya. Bang tumpul juga ambil bagian dalam aksi Reformasi yang berhasil menggulingkan presiden yang  dikenal korup saat itu.
“Reformasi, Reformasi, ayo kita gulingkan presiden!!” itulah suara lantang Bang Tumpul yang sering memimpin aksi menentang pemerintahan. Karena keaktifannya dalam berbagai organisasi, Bang Tumpul menyandang status sebagai mahasiswa S1 selama tujuh, ia harus menjalani empatbelas semester yang seharusnya delapan semester karena disibukkan dengan aksi menentang  pemerintahan hingga jadwal kuliah sering ditinggalkan.

Dawa Buta


RUBRIK CANG PANAH, HARIAN ACEH (23/3)
SUATU ketika Dek Yong yang baru saja pulang dari Banda duduk di warung kopi gampongnya untuk bertemu dengan kawan lamanya, yaitu Dek Gam. Dek Yong yang sudah lama merantau ke Banda, ia sudah begitu lama berpisah dengan kawan akrabnya dari kecil semenjak tamat dari SMA. Dek Yong merantau ke Banda untuk melanjutkan kuliah, sedangkan Dek Gammemutuskan menetap di kampung dan bekerja, ia tidak sanggup melanjutkan kuliah karena orangtuanya tidak sanggup membiayainya kuliah.
Dek Yong dan Dek Gam saling melepaskan kangen, mereka bercerita tentang masa lalu. Kadang-kadang mereka mengeluarkan tawa ketika mengenang kembali masa lalu ketika mereka dipukul oleh tuangku (sebutan guru pengajian di kampungnya) dengan rotan karena tidak bisa berpidato hingga kaki mereka merah-merah.
”hai Yong, kalo saja kita tidak dipukul sama tuangku dulu, pasti kita tidak bisa berpidato sampai sekarang dan kau juga” ungkap Dek Gam sambil melepaskan tawa.
“Betol Gam seperti apa yang kau bilang, tidak seperti pengajian yang kulihat di Banda, disana murid-murid sangat manja. Kalaupun ada ustadz yang pukul murid, maka ustadz itu akan  masuk penjara karena dituduh melanggar HAM anak” kata Dek Yong menceritakan kisah Banda.

Gelar


GELAR merupakan sebutan kehormatan, kebangsawanan, atau kesarjanaan yang biasa ditambahkan pada nama seseorang.Gelar Ada berbagai macam gelar seperti teungku, teuku, haji, doktor, sarjana pendidikan, sarjana sosial, dan banyak lainnya.
Di negeri kita tercinta ini bila seseorang yang mempunyai gelar merupakan suatu kebanggaan, mempunyai gelar adalah segala-galanya. Di zaman sekarang ini gelar kesarjanaan adalah yang paling dicari, walaupun ilmu yang ia miliki tidak sesuai dengan keilmuan yang ia miliki. Bahkan, gelar itu sanggup ditukar dengan uang, yang penting gelar itu didapatkan.
Dengan gelar juga seseorang akan menjadi angkuh. Pernah seorang dosen yang bergelar doktor mengajar di suatu universitas di tingkat S1 (strata satu). Ketika mengajar, beliau pernah mengatakan pada mahasiswa, “saya ini bergelar doktor, seharusnya saya mengajar di S2, jadi sebenarnya saya tidak pantas mengajar di sini.”
Mengapa gelar begitu diagung-agungkan? Apakah gelar menjadi kebanggaan semua orang di belahan dunia ini?
Dulu, ketika aku mondok di pesantren modern, ada seorang guru yang begitu saya kagumi dan juga dikagumi oleh semua teman-temanku pada masa itu. Namanya masih kuingat yaitu Ibnu Rusydi, seperti nama seorang ilmuan Islam yang ternama, Ibnu Rusyd. Beliau pada masa itu mengajar pelajaran Quran-Hadist. Kami menyukainya karena cara mengajar beliau yang tidak monoton dan selalu menghubungkan ayat-ayat Al Quran dengan penemuan dan teknologi sekarang.

Guru


Si murid selalu mengingat pesan seorang gurunya, salah satu guru favorit di sekolahnya, bahwa minum sambil berdiri itu adalah hal yang tidak baik dan dicela dalam agama. Bukan hanya ia mengingat tetapi juga selalu diterapkan dalam perbuatannya sehari-hari. Dia juga menegur bila ada sanak-saudaranya atau teman-temannya ketika ia melihat mereka sedang minum berdiri. Jika ia ditanyai orang mengapa minum berdiri tidak boleh, maka ia akan menjawab “kata guruku, minum berdiri itu tidak boleh”.
Begitulah kehidupan si murid sehari-hari, ia selalu mempraktekkan pesan-pesan dari gurunya di sekolah. Lagipun gurunya selalu meninggalkan nasehat-nasehat kepada murid-muridnya sewaktu memberikan pelajaran sekolah.
Pada suatu hari, seperti biasanya si murid pergi kesekolah dengan semangat dan dengan harapan sang guru memberikan nasehat-nasehat yang baru agar dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Si murid masuk ke kelas bersama murid-murid yang lain.

Air Surga


Seekor rubah jantan terbingung-bingung ketika ia jatuh dalam sumur tua yang airnya setinggi dada si rubah. Sumur itu dalam sehingga rubah tidak sanggup meloncat ke atas.
Sudah tiga jam si rubah berada dalam sumur tersebut. Ia hampir kehabisan ide untuk memikirkan bagaimana caranya supaya ia terbebas dari sumur tua tersebut. Sang rubah pasrah. Tinggal menunggu kematiannya dalam sumur tua tersebut.
Ditengah kepasrahan rubah, tiba-tiba datang ada seekor kambing hutan yang berjalan-jalan mencari makan. Ia menhampiri tepi mulut sumur tua tersebut, dan kambing hutan tersebut  melihat seekor rubah sedang termenung dalam sumur tua.
“apa yang kamu lakukan disitu, kok kamu melamun? Kayak orang bingung aja?” tanya kambing hutan pada si rubah dengan penuh penasaran.
Sang serigala tersebut terkejut. Di tengah kegelisahan dalam kesendiriannya, tiba-tiba ada yang menghampiri. Sang rubah sangat gembira, karena akan ada yang menolongnya. Ia akan ditolong oleh seekor kambing hutan. Namun si rubah timbul ide buruk, ia memikirkan bagaimana agar ia selamat dan mencelakakan si kambing hutan. Lalu ia berkata pada kambing hutan.

Imam Dari Pulau


Alkisah. Tiga orang pemuda hidup di sebuah desa kecil. Mereka bertiga adalah pemuda yang rajin dan dikenal baik di kalangan masyarakat. Ketiganya juga rajin salat berjamaah di masjid.
Suatu ketika seusai salat magrib di masjid, seorang imam yang sudah sangat tua memanggil ketiga pemuda. Kemudian ketiga pemuda tersebut memenuhi panggilan imam tersebut. Tampaknya sang imam ingin menyampaikan sesuatu. Para pemuda tesebut mencium tangan sang imam tersebut sebagai tanda hormat, kemudian mereka duduk di depan sang imam dengan penuh rasa rendah diri.
Sang imam yang duduknya agak sudah sedikit membungkuk, jenggot dan rambut yang sudah memutih, kulit yang sudah berkerut, dengan nada bicara yang bergetar, menyampaikan sesuatu kepada ketiga pemuda yang sangat hormat kepada orang tua.
“Wahai anak-anakku, lihatlah saya ini, lihatlah keadaan kampung kita ini. Dan coba lihat bagaimana pemuda-pemuda di kampung kita yang sebaya dengan kalian,” kata sang imam dengan nada bicara bergetar, tampak ia tidak lama lagi di dunia ini. Terdengar pekikan batuk tiga kali dari sang imam, kemudian dia melanjutkan lagi pembicaraannya kepada ketika pemuda tersebut.
“Saya ini sudah sangat tua, saya hanya satu-satunya imam di kampung ini. Umur saya tidak lama lagi wahai anak-anakku. Saya takut anak-anakku, saya takut jikalau tuhan telah mengambil nyawaku, siapa lagi yang yang menggantikan aku? Siapa lagi yang jadi imam? Siapa lagi yang menyalati jenazah? Siapa anak-anakku?” Tanya sang imam dengan suara keras hingga air mata berderai di pipinya. Ketiga anak muda tersebut juga ikut meneteskan air mata mereka. Mereka saling bertatapan muka ketika mendengar nasehat dari sang imam tersebut.

Petaka Kucing


Di kampung Khaif punya satu kepercayaan, bahwa jika seseorang menabrak kucing dengan kendaraannya lalu kucing itu mati, maka pengendara itu wajib menaburkan garam di atas tubuh kucing mati itu. Jika hal itu tidak dilakukan maka tunggu saja, ia akan mengalami kecelakaan mengerikan dengan kendaraan yang ia pakai menabrak kucing tersebut.
Musaddiq  adalah seorang pemuda kampung Khaif. Sejak kecil ia sudah mendengar dari cerita orangtuanya sendiri dan dari petua-petua kampung. Dan memang semua penduduk di kampung Khaif percaya akan hal itu. Pernah suatu ketika Musaddiq memikirkan akan kemustahilan petaka kucing tersebut. Karena menurut pikirannya itu tidaklah logis.

Pernah Musaddiq membantah hal ini suatu ketika. Namun ia dimaki-maki  dan ditakut-takuti oleh petua kampung. “Hei anak muda, ini sudah wasiat orang-orang kita terdahulu. Sudah turun-temurun dari nenek moyang kita mempercayai ini. Bisa kualat kau nanti bila tidak mempercayai ini,” ujar seorang petua kampung dengan sangat murka kepadanya.

Musaddiq terkejut  dan takut mendengar hal itu. Ketidakpercayaan sebelumnya hilang kembali. Dan ia mempercayai kembali kepercayaannya yang sempat pupus.

Suatu pagi Musaddiq pergi ke sekolah. Ia mengendarai sepeda motor yang dibelikan  ayah untuknya. Ketika sedang mengendarai sepeda motor di jalan raya, tiba-tiba seekor kucing melintas tepat di depan Musaddiq. Tanpa sempat merubah arah laju sepeda motornya, kucing itu ditabrak Musaddiq. Kucing itu mati. Kemudian Musaddiq berhenti. Ia hendak mengubur dan menaburkan garam pada kucing tersebut. Namun dari kejauhan tampak seorang lelaki yang berbadan kekar sambil berteriak dengan mengacungkan sebilah parang di tangannya. Tampaknya lelaki itu pemilik kucing yang mati ditabarak Musaddiq. Karena ia tak ingin dibunuh lelaki itu, maka ia kembali menancap gas sepeda motornya.