Kurang Miskin
CP Harian Aceh, 22 Juli 2011
Tahun ini ada lagi beasiswa dari pemerintah daerah (Pemda) untuk mahasiswa. Namun beasiswa bukan diperuntukkan untuk semua mahasiswa, tapi untuk yang kurang mampu saja. Ya, tentunya salah satu persyaratan untuk mengurus beasiswa tersebut adalah harus dilengkapi dengan surat keterangan kurang miskin dari pak Geuchik.
“Yong, kamu ngurus beasiswa tu gak?” tanya Is. “gak ah. Lagian persyaratannya harus ada surat kurang mampu, kan aku masih mampu, mana bisa urus surat kurang mampu. Biarkan saja kawan-kawan kita yang gak mampu mendapatkan
“ya aku mau lah, ini kan kesempatan, Yong. Masalah surat kurang mampu itu urusan gampang, tinggal sogok saja pak Geuchik, urusan beres.” Ujar Is dengan gampang. Tapi Yong juga berniat untuk mendapatkan beasiswa itu.
Kebanyakan dari mahasiswa walaupun mereka tidak masuk kategori kurang mampu tetap hendak mendapatkan beasiswa itu. Ya, yang namanya zaman sekarang semua bisa mudah dibohongi. Pak Geuchik tidak susah-susah mengeluarkan surat kurang mampu walaupun tidak layak, asalkan dapat persennya. “Yang namanya uang, semua orang akan terpana” kata Yong.
Is sangat bernafsu dengan beasiswa itu, maklum per-mahasiswa akan mendapatkan sepuluh juta rupiah. “Lumayan, buat beli HP baru” ungkap Is dalam hati. Is pernah berkata pada Yong bahwa ia bermimpi untuk punya HP mewah, iPhone. Namun ia belum bisa mendapatkannya karena harganya lumayan mahal.
Semangat Is sangat menggebu-gebu. Segala persyaratan untuk beasiswa ia siapkan. Beberapa hari ia tidak ikut kuliah karena sibuk dengan hal itu. Satu persatu berkas ia persiapkan, termasuk juga surat kurang mampu, meskipun ia termasuk anak yang mampu, ayah seorang kepala sekolah di salah satu SMP, sedangkan ibunya guru TK.
“Kemana saja kamu beberapa hari ini, Is?” tanya Yong. “Aku sibuk cari Pak Geuchik, mau urus surat kurang miskin” jawab Is, padahal maksudnya mengurus surat kurang mampu. “hahaha…. dasar kamu, Yong. Tidak bersyukur. Masak minta miskin lagi. Pake urus-urus suratnya lagi” Yong meledek Is sambil tertawa. []
No comments:
Post a Comment