Monday, August 15, 2011

Jak Lom Banda



Flickr.com
Cang Panah, Harian Aceh 17 Juli 2011
Yong dan Jon merupakan kawan akrab semenjak duduk di Bangku sekolah dasar. Namun, selepas tamat dari SMP, Yong melanjutkan sekolah ke ibukota, tepatnya di Banda Aceh. Sedangkan Jon tetap bersekolah di kampung. Namun hubungan akrab mereka masih seperti biasa meskipun jauh dimata.
Yong hanya sempat pulang setahun hanya sekali, yaitu pada waktu lebaran Idul Fitri. Waktu itulah mereka melepas kangen dan bercerita-ria tentang pengalaman masing-masing. Yong dengan bangga menceritakan bagaimana ia bersekolah di kota. Sedangkan Jon malu-malu menceritakan pengalamannya karena dia di
kampung saja.
Dalam bayangan Jon, Yong pasti hidup enak di Banda Aceh, karena di kota, apalagi ibukota provinsi. “Kamu pasti hidupnya enak di kota, setiap hari bisa menikmati segalanya. Tiap hari pasti makannya enak-enak” kata Jon pada Yong. “Ah, tidak benar itu Jon, malah sebaliknya, saya disana hidupnya merana, saya tinggal di kos, makan tiap hari mie instan. Malah lebih enak hidup kamu di kampung. Ada atau tidak ada uang, kamu tidak pernah lapar,” bantah Yong. Namun Jon tetap tidak percaya. Dalam bayangannya tetap si Yong hidup enak di kota.
Kini, Yong dan Jon telah menamatkan studi di jenjang SMA. Yong yang menamatkan sekolah di Banda Aceh akan melanjutkan kuliah di ibukota itu juga. Dan Jon pun ingin melanjutkan kuliah di Banda Aceh.
Karena Jon tidak punya sanak-saudara di Banda Aceh, ia menumpang sementara di kos si Yong, selama mengikuti testing perguruan tinggi di kota itu. Bahkan jika Jon lulus testing di perguruan tinggi, ia berencana ngekos bersama Yong.
Selama tiga hari Jon di Banda Aceh, ia selalu mengeluh. Ia merasakan betapa susahnya hidup di ibukota. Makan nasi tiap hari ditemani indomie. Dan sering sarapan pagi harus di jamak dengan makan siang. Hendak membeli nasi di warung harganya mahal, tujuh ribu satu bungkus. Kalau sehari makan tiga kali sehari, uang akan habis dua puluh satu ribu perhari. “belum nyampe satu minggu habis semua ini uang, mau makan apa lagi?” keluh Jon.
“haha… Jak lom Banda Jon,” Yong meledek Jon. “dulu sudah kubilang, ibukota itu lebih kejam dari ibu tiri”. Jon hanya bisa diam dan malu mendengar ledekan Jon. Ternyata hidup di kota tidak seperti yang ia bayangkan dulu.

No comments:

Post a Comment