DALAM setiap susunan syair puisi dan lagu yang mengisahkan tentang percintaan, pria selalu disimbolkan sebagai kumbang dan wanita disimbolkan sebagai bunga. Filosofinya adalah kumbang dan madu merupakan dua ciptaan tuhan yang sulit dipisahkan, kumbang membutuhkan madu yang dihasilkan bunga, dan bunga membutuhkan kumbang untuk menebar serbuk sari. Maka dalam beberapa syair pusi dan lagu cinta sering terdapat ungkapan: "bila engkau jadi bunga, aku jadi kumbangnya."
Kumbang setiap hari akan berkeliling dari taman ke taman mencari bunga-bunga indah, yang tumbuh mekar dan harum di sana. Kumbang akan memilih salah satu dari sekian banyak bunga di taman, bunga yang mana akan disinggahi? Tentulah bunga yang dapat memberikan madu segar dan dapat memberikan kenyamanan juga rasa aman padanya. Bukan bunga berduri, setelah didekati ia menyakiti.
begitulah ibarat seorang pria yang berkelana dan mencari dari sekian banyak wanita kemudian dipilih salah satu yang cocok untuknya.
Lain pula denga bunga, ia hannya tetap pada suatu tempat yang ia tumbuhi, di situ ia tumbuh dan berkembang hingga suatu masa ia menjadi wujud yang sangat indah. Saat itu lah bunga membutuhkan seekor kumbang. Ia tidak pernah memanggil setiap kumbang yang selalu melintas di taman, walau pun dalam hati ia berharap. Namun dengan kecantikan dan madu yang dihasilkan, kumbang dengan sendirinya akan mendekati sang bunga.
begitulah ibarat seorang wanita yang sudah mencapai usia matang, maka ia mulia mengharapkan cinta datang, dari seorang pria yang dapat memberikan kebahagiaan padanya. Wanita itu memang pemalu, hingga jarang wanita yang mengungkapkan rasa cinta pada pria meskipun ia mengharapkannya, namun batinnya terus berdoa agar si pria menjadi miliknya.
Yong pernah mendengar sebuah syair lagu:"jika bunga sedang mekar, ramailah kumbang yang menghampiri, jika bunga sudah layu, kumbang pun pergi tiada kembali." Nah, mungkin ini sebuah sindiran bagi para kumbang (pria), ketika bunga (wanita) sedang tumbuh mekar, harum, dan wangi, berbagai godaan datang dari para kumbang untuk bisa memilikinya. Namun, setelah bosan, bunga ditinggalkan begitu saja. Makanya, "bunga harus pandai jaga diri," kata Junaida dalam sebuah lagunya yang berjudul Nasib Bunga.
Setelah membaca syair lagu tersebut, Yong sebagai seorang pria tidak mau lagi dilabelkan sebagai seekor kumbang. Dalam status facebook-nya, Yong menuliskan: "Walaupun engkau jadi bunga, namun aku tidak mau jadi kumbang yang hanya bisa menghisap madumu, setelah puas berlalu pergi. Namun, biarkan aku jadi manusia saja, karena aku dapat selalu menyiram, menjaga, dan merawatmu sepanjang masa!"
Cang Panah, Harian Aceh (29/10)
keren yabg :)
ReplyDeletetrimakasih Miftahul Syifa, sudah ikut membaca tulisan saya,,,
ReplyDeleteSalam Karya,,
ya sama2 :)
ReplyDelete